1. Mendidik anak yang baik serta berkarakter.
Banyak sekali kebingungan guru saat mencoba memasukkan aspek karakter ke dalam pembelajaran. Salah satu pertanyaan yang banyak muncul adalah karakter macam apa yang saya mesti masukkan, bukankah semua karakter bagus?. Pertanyaan lainnya adalah bagaimana mengajarkannya? apakah mesti diujikan atau dites secara khusus?
Pertanyaan diatas hadir dikarenakan guru ingin menghadirkan yang terbaik di kelas bagi siswanya Contoh beberapa karakter yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.
- Caring (Peduli
I try to help others.
Saya peduli pada orang lain.
Saya mencoba untuk menolong orang lain
- Principled( Berprinsip)
I always do what I say I will do.
Saya selalu melakukan hal yang benar.
Saya selalu menepati janji saya.
- Thinker (Pemikir)
Saya suka berpikir.
Saya suka memecahkan masalah.
- Reflective (Refleksi)
I think about what I can do to make it better
the next time.
Saya memikirkan kembali tentang apa yang telah saya lakukan.
Saya memikirkan kembali bagaimana untuk mengerjakan sesuatu lebih baik lagi.
- Inquirer (Ingin Tahu)
Saya suka bertanya.
Saya suka belajar.
- Communicator(Komunikator)
I can speak and write clearly so that
other people can understand me.
Saya menyimak saat orang lain berbicara.
Saya menyampaikan pesan secara lisan dan tulisan
dengan jelas sehingga orang lain mengerti.
- Open Minded (Berpikir Terbuka)
I Know that other people do things differently to me.
Saya menghargai pendapat orang lain. Saya tahu bahwa orang lain melakukan hal yang berbeda dengan saya.
- Risk Takers (Berani ambil resiko)
Saya berani mencoba hal-hal baru.
Saya tidak takut atau malu.
- Well Balanced (Berimbang)
Saya dapat melakukan banyak hal.
Saya senang dengan hal-hal baru yang berbeda.
- Knowledgeable ( Berpengetahuan)
I can tell you about these things.
Saya telah belajar banyak hal.
Saya bisa mengatakan pada orang lain apa yang saya pelajari
Saat mengajar jika ada siswa melakukan hal yang baik,hendaknya dipuji dengan karakter yang sudah pilih. Misalnya "Ryan kamu hebat sekali hari ini, mau mengambil resiko belajar program yang belum pernah diajarkan di kelas" atau "terima kasih Ryan untuk presentasi mu yang bagus hari ini, kamu memang komunikator yang efektif". Dengan demikian siswa semakin termotivasi untuk berbuat lebih berdasarkan karakter yang sudah disepakati di kelas.
Dinding kelas juga bisa dipasang pajangan kelas (display) yang berhubungan dengan karakter yang diajarkan di kelas. Saat menilai siswa pun aspek karakter perlu dilibatkan, karena bukan saatnya lagi menilai siswa dari sekedar pengetahuan yang ia kuasai, guru menilai juga karakter yang siswa tunjukkan saat mengerjakan tugas. Jika tugas nya dalam kelompok sejauh mana siswa bisa bekerja sama, dan jika karakter lain yang menurut guru cocok dengan penugasan yang diberikan.
Hal lain yang sangat penting untuk dilakukan saat membelajarkan karakter di kelas, guru mesti mau dan bersedia berubah menjadi dan memberi contoh seseorang yang masuk dalam karakter yang diajarkan. Sebuah hal yang menantang untuk dilakukan. Saat pertama memang sulit dan akan jadi kebiasaan jika dilakukan terus menerus dengan penuh kerelaan menjadi 'role model' di kelas.
2. Trik2 supaya anak mengikuti pelajaran menyenangkan itu seperti apa?
Sebuah pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa belum tentu menyenangkan juga untuk guru atau sebaliknya. Sebab seperti yang kita sudah sama-sama tahu murid maunya bermain, tertawa-tawa, berkelompok dengan teman yang cocok serta punya guru yang mau mengerti atas segala keinginannya sebagai remaja yang sedang tumbuh. Sementara bagi seorang guru pembelajaran yang menyenangkan itu jika murid aktif tanpa dipaksa, murid menjadi penurut semua sepanjang jam pelajaran, murid antusias belajar tanpa mesti disuruh-suruh.
Sekarang jelaslah kedua kutub yang berbeda antara murid dan guru, dan bagi sebagian guru hal ini akan membuat mereka mengambil jalan pintas dengan cara menjadi guru yang 'killer' hanya karena agar siswa menjadi penurut, atau malah sebaliknya demi mendapatkan simpati siswa ia jadi guru yang 'serba boleh' yang selalu mengiyakan apa kata muridnya.
Agar supaya iklim menyenangkan di kelas tercipta guru mesti lakukan langkah berikut ini;
- Di hari pertama buat kesepakatan antara guru dan murid intinya apa saja hal yang mesti dilakukan oleh kedua belah pihak agar tercipta kelas yang menyenangkan, lengkap dengan konsekuensi negatif jika ada pelanggaran dan konsekuensi positif jika ada hal yang baik terjadi di kelas.
- Gunakan waktu 6 minggu pertama untuk menegakkan kesepakatan yang telah dibuat bersama-sama
- Guru menempatkan diri sebagai sosok yang pengertian dan mudah diajak berkomunikasi.
- Guru selalu mengacu pada kesepakatan jika sesuatu terjadi di kelas
- Guru selalu bersikap adil pada semua siswa.
- Guru selalu merencanakan pembelajaran dengan baik perminggu. Kelas yang patuh dan sudah baik pun akan berubah menjadi liar jika guru mengajarnya asal dan tidak terencana.
- Guru mengubah pola pikirnya dari 'bagaimana supaya kurikulum habis dibahas atau diajarkan' menjadi 'bagaimana dari topik bahasan dan kurikulum ini, murid mendapatkan pengalaman belajar yang menarik'.
Beberapa mitos dari pembelajaran menyenangkan di kelas;
Kelasnya pasti ribut, padahal belum tentu jika pembelajaran menarik murid malah mudah didiamkan karena mereka tahu jika mereka mendengarkan mereka bisa mengatasi tantangan yang guru berikan. Karena biasanya guru memberikan instruksi yang berharga untuk mereka.
Pasti mahal dan memerlukan biaya, belum tentu jika gurunya kreatif pandai memanfaatkan barang yang ada di sekitar.
Pasti susah dan memusingkan guru, padahal banyak orang dan pihak yang bisa ditanya misalnya lewat rubrik konsultasi di guraru.org